Sinetron Indonesia Kebanyakan Sampah
Aku yakin sekali bukan hanya aku saja yang mengatakan sinetron indonesia itu sampah abis. Karena sudah banyak sekali orang yang dikecewakan oleh sinetron indonesia yang tidak berkualitas itu. Buktinya, ada saja orang disekitarku yang mengeluh dan marah-marah sewaktu menonton. Ada yang mengatakan Sinetron indonesia itu tidak lebih dari pembodohan kepada masyarakat, isinya kebanyakan cuma tentang penganiayaan, tidak mendidik, dan masih banyak lagi.
Berikut ini adalah beberapa keluhanku setelah dianalisis panjang lebar mengenai sinetron indonesia;
Sinetron indonesia mengajarkan syirik.
Banyak dari sinetron indonesia itu, terutama untuk kategori konsumsi anak-anak, yang ceritanya meminta suatu pertolongan kepada makhluk gaib, entah itu berasal dari jin, tuyul, dsb. kita selaku umat islam harus tahu bahwasannya meminta suatu pertolongan selain dari-Nya adalah perbuatan syirik. Lihat surat al faatihah ayat 5, yaitu : Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin (hanya Engkau-lah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan).
Semakin panjang episodenya Semakin memuakkan.
Semakin panjang episodenya bukan semakin seru, malahan semakin bertele-tele dan memuakkan. Lihat saja sinetron yang salah satunya selalu menggunakan metode kejar tayang. Kelihatan banget si sutradara tidak bisa mempersiapkannya dengan baik dan matang serta terkesan asal jadi. Hal tersebut sudah dapat membuktikan yang sesungguhnya bahwa mereka selama ini yang membuat sinetron indonesia adalah tidak sepenuh hati atau tidak tulus. Mereka hanya ingin meraup keuntungan saja dari membuat sinetron. Sedangkan memberikan kepuasan pada penontonnya ya masa bodoh.
Artisnya Basi.
Pemeran/artis yang selalu tampil dilayar kaca cuma itu-itu aja sehingga membosankan. Kalaupun ada pemain/artis yang baru, itupun cuma sedikit. Itupun tidak dijadikan pemeran utama. Dan aktingnyapun masih jauh dari menarik dan terkesan lebay. Ada pemeran/artis yang laku laris manis seperti salah satunya adalah Rizky Aditya, padahal aktingnya itu masih kelihatan kaku dan nggak ada ekspresi. Kenapa kok artis yang seperti itu bisa laku laris manis ya? Mungkin sutradara dkk bodoh alias nggak tahu seni. Cuma melihat tampang doang, nggak bisa memilih artis yang aktingnya bagus dan berkualitas.
Sinetron yang bagus kebanyakan hasil menjiplak.
Kalau dilihat sepintas, produsen sinetron plagiat terbesar adalah Sinemart. Kemudian disusul production house lain seperti MD Entertainment, Multivision, Frame Ritz, Soraya Intercine, dan seterusnya. Tapi konyolnya, di ending creditnya mereka menyatakan “Cerita ini bla.. bla.. adalah fiktif/karangan. Apabila terdapat kesamaan nama, tokoh, alur cerita, bla.. bla.. adalah kebetulan semata.” Very funny. Secara ekonomis, menjiplak jelas lebih murah daripada memproduksi sendiri. Menjiplak tidak melibatkan unsur kreativitas, idealisme, risiko pasar, dan pengorbanan waktu dan tenaga yang begitu besar.
Kalau begini caranya berarti indonesia tidak jauh berbeda dengan negri jiran yaitu malaysia. Sampai kapankah indonesia berhenti menjadi plagiator?
Sebenarnya banyak sekali novel-novel karya anak bangsa yang berkualitas. Namun sebagiannya hanya dibuat dalam suatu pembuatan film saja. Padahal kalau kita tahu antara isi dari novel dan yang telah dibuat film ternyata banyak sekali bagian-bagian yang serunya tidak diambil. Mungkin kalau novel itu dijadikan sinetron saja bukan film, saya yakin sinetron itu akan menjadi sangat berkualitas.
Sinetron mempengaruhi kita untuk bergaya hidup serba hedonis.
sinetron sebenarnya mengajarkan kita dengan hedonisme dan mengajak kita untuk bermimpi tentang gaya hidup yang serba wah. Lebih parah lagi, televisi ditonton mayoritas oleh kalangan kurang terpelajar, ibu-ibu rumah tangga, atau pembantu yang butuh waktu lama untuk menyadari bahwa mereka sedang dikibulin dengan impian kalangan atas. Begitulah selera mereka. Mereka gampang terbuai dengan kemewahan, berkhayal menjadi orang kaya, bermimpi dipersunting pangeran kaya dan tampan, membayangkan memperistri wanita cantik dan seksi, memiliki rumah mewah dan mobil belasan, dan sebagainya.
Nggak tahu mubazir.
Ada saja disela syuting melakukan adegan yang membuang makanan. Itukan mubazir. Memang itu hak mereka untuk melakukan sesuatu yang mubazir, toh semua makanan yang dibuang sudah dibeli dengan uang. Tapi tetap saja perilaku mubazir adalah salah satu bentuk kufur nikmat yang nyata. orang yang mubazir adalah teman setan, sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al-Israa 27 Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.
Mempermainkan Do'a.
Banyak sekali sinetron yang tidak berbau islami, apabila si artis dalam kenyataannya non muslim maka dalam sinetron harus menjadi muslim. Kalau si artis itu mengucapkan kata-kata seperti; Demi Allah, Astagfirullah, dll. Permasalahannya bukan dari perkataannya. Tapi kenapa si artis harus berakting menjadi muslim? Itu kan tidak ada pada bagian cerita yang mengharuskannya menjadi muslim. Kalau begitu sudah saja pada waktu syuting berdo'a menurut agamanya masing-masing. Apakah karena mayoritas penduduk indonesia adalah muslim yang untuk menyenangkan para penontonnya sehingga si artis yang non muslim harus berubah menjadi muslim?
Ok, Mungkin hanya itu saja yang bisa saya sampaikan dalam Catatan Akbar kali ini. Aku tidak bermaksud mengatakan bahwa semua yang menonton sinetron sama sekali tidak cerdas. Namun, sebelum perekonomian bangsa ini benar-benar pulih sehingga bisa menciptakan generasi intelek yang bisa menyadari bahwa dirinya sedang ditipu sinetron-sinetron tersebut, Aku cuma bisa menyarankan, mari kita sama-sama untuk tidak menonton sinetron. Semoga catatan ini dapat diterima oleh pembaca sekalian yang pada akhirnya bermanfaat. Mohon maaf atas kata-kata saya apabila tidak berkenan, baik di sengaja ataupun tidak di sengaja. Atas perhatiannya saya ucapkan Terima Kasih !!!
2 komentar:
Setuju dengan judul artikel di atas..
Menurut saya tidak ada hal positif yang bisa kita ambil dari tayangan sinetron. Lagi pula sebuah sinetron haruslah menghibur tapi ini malah membuat orang stres melihatnya..
nice share kawan..
@Rina As Betul!!! daripada nonton sinetron yg kbanyakannya itu tidaklah berdampak positif, mendingan kita mengasah kreatifitas kita dgn menghasilkan suatu karya yg bermanfaat, sehingga kita tidak terlalu larut utk membuang-buang waktu didepan tv menonton sinetron!!!
Posting Komentar