Presiden SBY Tidak Malu Ingin Naik Gaji
Curhat SBY soal gajinya menjabat menjadi presiden itu sebetulnya sangat tidak pantas. Karena, jabatan presiden merupakan proses pengabdian untuk bangsa dan negara. Presiden SBY berdalih, menaikkan gaji untuk dirinya dan para pejabat yang sekitar 8.000 orang, tujuannya adalah agar dapat meningkatkan kinerja kerja pemerintahan dan untuk mengurangi bahkan mengikis habis tindakan korupsi. Hal tersebut menurutku adalah sangat mengada-ngada dan tidak tepat. Apabila memang benar alasannya hanya seperti itu, artinya mereka para pejabat dan presiden kurang mempunyai keikhlasan dalam membangun negeri ini. Mereka tidak tulus dalam mengabdi kepada bangsa dan negara. Yang dipikran oleh mereka hanyalah uang, uang dan uang. Padahal kita tahu masih banyak penggangguran, rakyat miskin yang belum juga meningkat kesejahteraannya, gaji PNS dan swsata banyak yang tak sampai 1 juta per bulan dan banyaknya bencana alam yang dialami negara kita. Seharusnya Presiden SBY prihatin dan bersyukur, serta berterimakasih kepada Allah karena masih diberikan gaji yang besar, dan karena tidak naik pun, gaji Presiden dan tunjangan yang diberikan negara masih bisa menghidupi kehidupannya.
Seperti diketahui, saat ini besaran gaji presiden adalah Rp 62 juta per bulan. Sedangkan dana operasional atau taktis untuk Presiden adalah Rp 2 miliar per bulan. Secara nominal, gaji SBY memang lebih kecil dibandingkan dengan PM Singapura, yakni sekitar US$124 ribu atau Rp1,1 miliar per tahun. Gaji tersebut juga lebih rendah dibandingkan gaji Presiden Amerika Serikat, Barack Obama sebesar US$400 ribu atau Rp3,6 miliar per tahun. Tetapi, jika dibandingkan dengan PDB per orang penduduk Indonesia, maka gaji Yudhoyono akan menempati peringkat terbesar ketiga dunia. Seperti terlihat di grafik, gaji SBY adalah hampir 30 kali lipat dibandingkan dengan PDB per orang Indonesia.
Sebagai perbandingan peringkat gaji per tahun pemimpin negara di dunia, dari yang tertinggi sampai terendah, dari The Economist:
- Singapura US$ 2,18 juta atau setara Rp 19,8 miliar (40 kali pendapatan per kapita)
- Hong Kong US$ 513 ribu atau sekitar Rp 4,7 miliar (20 kali pendapatan per kapita)
- Kenya US$ 423 ribu atau setara Rp 2,9 miliar (240 kali pendapatan per kapita)
- AS US$ 400 ribu atau setara Rp 3,6 miliar (8 kali pendapatan per kapita)
- Prancis US$ 302 ribu atau sekitar Rp 2,7 miliar (9 kali pendapatan per kapita)
- Kanada US$ 296 ribu atau sekitar Rp 2,6 miliar (7 kali pendapatan per kapita)
- Irlandia US$ 287 ribu atau sekitar Rp 2,6 miliar (5 kali pendapatan per kapita)
- Australia US$ 286 ribu atau sekitar Rp 2,6 miliar (5 kali pendapatan per kapita)
- Jerman US$ 283 ribu atau sekitar Rp 2,5 miliar (8 kali pendapatan per kapita)
- Jepang US$ 273 ribu atau sekitar Rp 2,4 miliar (8 kali pendapatan per kapita)
- Afrika Selatan US$ 272 ribu atau sekitar Rp 2,4 miliar (26 kali pendapatan per kapita)
- Selandia Baru US$ 271 ribu atau sekitar Rp 2,4 miliar (10 kali pendapatan per kapita)
- Inggris US$ 215 ribu atau setara Rp 1,9 miliar (7 kali pendapatan per kapita)
- Taiwan US$ 184 ribu atu sekitar Rp 1,6 miliar (7 kali pendapatan per kapita)
- Korea Selatan US$ 136 ribu atau sekitar Rp 1,2 miliar (9 kali pendapatan per kapita)
- Indonesia US$ 124 ribu atau sekitar Rp 1,1 miliar (28 kali pendapatan per kapita)
- Israel US$ 120 ribu atau sekitar Rp 1 miliar (4 kali pendapatan per kapita)
- Rusia US$ 115 ribu atau sekitar Rp 1 miliar (7 kali pendapatan per kapita)
- Argentina US$ 74 ribu atau setara Rp 674 juta (5 kali pendapatan per kapita)
- Polandia US$ 45 ribu atau setara Rp 409 juta (3 kali pendapatan per kapita)
- China US$ 10 ribu atau sekitar Rp 96 juta (2 kali pendapatan per kapita)
- India US$ 4 ribu atau sekiitar Rp Rp 37,3 juta (2 kali pendapatan per kapita)
Melihat kenyataan diatas. Sungguh sangat berbeda jauh sekali dengan kisah nyata kehidupan kholifah Umar Bin Khottob, ra yang kisahnya adalah sebagai berikut ini;
Suatu hari Ali Bin Abu Tholib, Talhah dan salah satu Sahabat lain-nya mendatangi Hafsah r.a, putri Umar Bin Khotob yang juga salah satu Istri Rosululloh…..
Maksud kedatangan ke tiga sahabat Rosululloh itu adalah untuk mengusulkan agar gaji Umar sebagai Kholifah (Presiden dunia Islam) di naikkan, karena gaji yang sekarang di terima oleh Umar di pandang terlalu kecil, untuk menyampaikan langsung pada Umar ke tiga sahabat ini merasa takut jika Umar nanti malah marah, maka ketiga sahabat Rosululloh tersebut menemui Hafsah dan meminta tolong agar Hafsah-lah yang menyampaikan usulan tersebut kepada Umar Sang Kholifah (Presiden dunia Islam) waktu itu.
Benar saja, ketika Hafsah menyampaikan usul ketiga shabat Rosululloh tersebut, Wajah Umar Bin Khotob langsung merah padam menahan marah, Umarpun berkata ” Siapa ya Hafsah yang berani-beraninya mengusulkan gaji-ku sebagai Kholifah (Presiden dunia Islam) supaya di tambah, biar orang itu aku tempeleng?” tanya Umar dengan nada keras.
Hafsah-pun menjawab ” aku akan mengatakan-nya siapa orang itu, tapi aku ingin tahu lebih dulu bagaimana pendapat engkau sebenarnya dengan usulan itu “, jawab Hafsah dengan tenang.
Wahai Hafsah, engkau sebagai istri Rosululloh ceritakan padaku, bagaimana Rosululloh dulu sewaktu masih hidup dan menjabat sebagai Kholifah “, kata Umar selanjutnya.
Hafsah-pun menerangkan dengan senang hati, ” Selama aku mendampingi Rosululloh sebagai salah satu istri Beliau sebagai seorang Kholifah (Presiden), Rosululloh hanya mempunyai dua stel baju, berwarna biru dan merah, Rosululloh-pun hanya mempunyai selembar kain kasar ( terpal ) sebagai alas tidur, Beliau akan melipat kain itu menjadi empat lipatan sebagai bantal tidur jika musim panas tiba dan Beliau akan menggelar kain tersebut serta di sisakan sedikit buat bantal untuk tidur jika musim dingin tiba, aku pernah mengganti alas tidur Rosululloh dengan kain yang halus untuk tidur, esok harinya aku di tegur Beliau ” wahai Hafsah Istriku, janganlah kau lakukan lagi mengganti alas tidurku seperti kemarin, hal itu hanya akan melalaikan orang untuk bangun tengah malam untuk melaksanakan sholat malam bermunajat pada ALLAH SWT”, aku-pun tidak berani lagi melakukan hal itu lagi sampai Beliau wafat”.
” Teruskan ceritamu ya Hafsah ” pinta Umar dengan penuh perhatian.
” Rosululloh setiap hari hanya makan roti dari tepung yang amat kasar di campur dengan garam jika pas ada dan di celupkan minyak, Padahal Beliau punya hak dari baitul Mall, tapi Beliau tidak pernah mengambilnya dan mempergunakan-nya, semuanya di bagikan pada fakir miskin ” tutur Hafsah selanjutnya” aku pernah pagi-pagi menyapu remukan roti di kamar, Oleh Rosululloh remukan roti tersebut di kumpulkan dan di makan dengan lahap-nya, bahkan Beliau berniat untuk mebagikan pada orang lain” begitu tutur Hafsah menutup ceritanya.
Kata Umar ” Wahai Hafsah sekarang dengarlah olehmu, jika ada tiga sahabat yang akan mengadakan suatu perjalanan dengan tujuan yang sama dan jalan yang harus di tempuh itu harus sama, mana mungkin jika ada salah satu sahabat itu menempuh jalan yang lain akan bisa bertemu pada satu tujuan, Rosululloh telah sampai pada tujuan itu, Abu Bakar Insya Allah juga telah sampai pada tujuan itu dan sekarang telah berkumpul kembali dengan Rosululloh karena Abu Bakar menempuh jalan yang sama dengan yang dulu di tempuh oleh Rosululloh. Sekarang diriku masih dalam perjalanan belum sampai tujuan, apakah mungkin aku akan menempuh jalur lain sehingga mengakibatkan aku tidak akan sampai tujuan dan berkumpul dengan Rosululloh dan Abu Bakar? Tidak, aku sekali-kali TIDAK akan menerima tawaran itu, karena hal itu tidak pernah di lakukan oleh Rosululloh dan Abu Bakar, dan akupun tidak akan menggunakan hak-ku dari baitul mall untuk kepentingan diriku, semuanya telah aku serahkan untuk kepentingan fakir miskin.
Apakah mungkin presiden SBY dapat berittiba seperti kisah di atas?
Umar bin khottob sangat marah saat ada yang mengusulkan gajinya agar di tambah. Tapi lihat, Presiden SBY yang minta tambahan gaji amat besar, padahal kinerjanya masih jauh dari memuaskan.
Apakah para Pemimpin kita (Anggota DPR, para pejabat setempat dan Presiden) dan calon Pemimpin ada yang tahu dengan kisah di atas dan punya Keimanan serta ketakutan pada Allah SWT sehingga dengan ikhlas akan melaksanakan seperti dengan kisah di atas? Kapankah kita mempunyai Pemimpin (Presiden) seperti kisah di atas? Saya yakin dengan kembalinya kita ke sistem islam, yang bersumber pada nash dan hadits, serta kita membangun negara islam/khilafah. Sudah pasti kita akan mempunyai pemimpin (kholifah) seperti kisah diatas. Amin !!!
Mungkin hanya itu saja sekilas pengetahuan saya tentang gaji presiden yang sebagian informasi diambil dari berbagai sumber di internet yang disampaikan pada Catatan Akbar ini. Mohon maaf apabila para pembaca sekalian yang dirohmati oleh Allah SWT ada yang tersinggung dengan tulisan saya ini baik yang dituturkan secara sengaja ataupun tidak disengaja. Semoga informasi ini dapat diterima oleh pembaca dan juga bermanfaat. Jazakumullah.
2 komentar:
Yah, namanya juga usaha..Begitu mungkin yg melintas di pikirannya Pak Sby..he2.
@Cara beriklan di internet Ya, mumpung masih menjabat jadi presiden, presiden SBY berusaha mencari keuntungan yang banyak untuk dirinya sendiri di atas penderitaan rakyat banyak!!!
Posting Komentar